bakteri infeksi saluran kemih

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesikan makalah dengan judul “bakteri yang dapat menyababkan infeksi pada saluran kemihtepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai kalangan dan media.sehingga penulis dapat kiranya mengucapkan banyak  terima kasih banyak kepada kalangan-kalangan yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penulisan aturan huruf serta isi. oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan isi dari makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para penbaca semua.

Wassalam………





Makassar,23 Desember 2010


                                                                                         
   Penuli




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih.
Klasifikasi infeksi saluran kemih sebagai berikut :
1.    Kandung kemih (sistitis)
2.    Uretra (uretritis)
3.    Prostat (prostatitis)
4.    Ginjal (pielonefritis)
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen.                                              
Ada dua jalur utama terjadinya ISK yaitu asending dan hematogen                                             
1.    Secara asending yaitu:
Masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.
2.    Secara hematogen yaitu:
Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.
B.       Tujuan makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis,morfologi,dan identifikasi bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran kemih.

























BAB II
PEMBAHASAN

A.      BAKTERI YANG MENYEBABKAN INFEKSI SALURAN KEMIH

Bakteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri di bawah ini :
a.       Kelompok anterobacteriaceae seperti :
1. Escherichia coli
2. Klebsiella
3. Enterobacter aerogenes
4. Proteus
5. Providencia
6. Citrobacter
b.      Pseudomonas aeruginosa
c.       Acinetobacter
d.      Enterokokus faecalis
e.       Stafilokokus sarophyticus

a.       ENTEROBACTERIACEAE
Enterobacteriaceae adalah kuman yang hidup diusus besar manusia dan hewan, tanah, air dan dapat pula ditemukan pada komposisi material. Sebagian kuman enterik ini tidak menimbulkan penyakit pada host (tuan rumah) bila kuman tetap berada di dalarn usus besar, tetapi pada keadaan-keadaan dimana terjadi perubahan pada host atau bila ada kesempatan memasuki bagian tubuh yang lain, banyak diantara kuman ini mampu menimbulkan penyakit pada tiap jaringan tubuh manusia. Organisme-organisme di dalam famili ini pada kenyataannya mempunyai peranan penting di dalam infeksi nosokomial misalnya sebagai penyebab infeksi saluran kemih, infeksi pada luka, dan infeksi lainnya.

1)        MORFOLOGI
Kuman enterik adalah kuman berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,5 um x 3,0 um negatif gram tidak berspora, gerak positif dengan flagel peritrikh (Salminella, Proteus, Escherichia) atau gerak negatif (Shigella, Klebsiella), mempunyai kapsul/selubung yang jelas seperti pada Klebsiella.
atau hanya berupa selubung tipis pada Escherichia atau tidak berkapsul sama sekali. Sebagian besar spesies mempunyai fili atau fimbriae yang berfungsi sebagai alat perlekatan dengan bakteri lain.
2)        BIAKAN DAN CIRI PERTUMBUHAN
Sifat biakan kuman enterik adalah sebagai berikut :
Koloni kuman biasanya basah, halus, keabu-abuan, permukaannya licin. Hemolisis yaitu bila ada tipe beta. Pada perbenihan cair tumbuh secara difus.
Macam-macam perbenihan yang dipakai untuk isolasi kuman enterik adalah :
1. Diferensial
Agar Mc.Conkey, agar Eosin Methylene Blue, agar Desoxycholate. Pada perbenihan ini hampir semua jenis kuman tumbuh.
2. Selektif
Agar Salmonella-Shigella, agar Desoxycholate citrat. Perbenihan ini khusus untuk mengisolasi kuman usus patogen.
3. Persemaian
Kaldu GN, kaldu selenit, kaldu tetrathionat. Kuman usus pathogen tumbuh lebih subur .
Ciri pertumbuhan :
Pada pola peragian karbohidrat dan aktifitas dekarboksilase asam amino, serta enzim lain biasanya digunakan dalam pembedaan biokimia. Beberapa tes misalnya pembentukan indol dari Triptofan, biasanya digunakan untuk pengenalan cepat, sementara yang lain misalnya reaksi Voges-Proskauer (Pembentukan asetil-metilkarbinol dari dekstrosa) biasanya lebih jarang digunakan.
3)      DAYA TAHAN KUMAN
Kuman enterik tidak membentuk spora, mudah dimatikan dengan desinfektan kosentrasi rendah. Zat-zat seperti fenol, formaldehid, B-glutaraldehid, komponen halogen bersifat bakterisid.
Pemberian klor pada air dapat mencegah penyebaran kuman enterik, khususnya kuman penyebab penyakit tifus, dan penyakit usus lain. Kuman enterik toleran terhadap garam empedu dan zat warna bakteriostatik, sehingga zat-zat ini dipakai dalam perbenihan untuk isolasi primer. Toleran terhadap dingin, hidup berbulan-bulan di dalam es. Peka terhadap kekeringan, menyukai suasana yang cukup lembab, mati pada pasteurisasi.
4)      STRUKTUR ANTIGEN
Karakterisasi, antigen berperan penting di dalarn epidemiologi dan klasifikasi, khususnya pada genus tertentu seperti pada Salmonella -Shigella. Komponen utama sel bakteri adalah; antigen somatik (O), antigen flagel (H), dan antigen kapsul (K).
5)      KOLISIN (BAKTERIOSIN)
Banyak organisme gram-negatif menghasilkan bakteriosin. Zat-zat bakteriosidal ini dihasilkan oleh strain bakteri tertentu yang aktif terhadap strain bakteri lain dari spesies yang sama atau spesies yang serumpun. Pembentukannya dikendalikan oleh plasmid. Kolisin dihasilkan oleh E.coli, mersasin oleh Serratia, dan piosin oleh Pseudomonas. Strain yang menghasilkan bakteriosin resisten terhadap bakteriosinnya sendiri, karena itu bakteriosin dapat digunakan untuk "menentukan tipe" organisme.
6)      TOKSIN DAN ENZIM
Sebagian besar bakteri-gram negatif memiliki lipopolisakarida kompleks pada dinding selnya. Zat ini suatu endotoksin, mempunyai efek. patofisiologis. Banyak kuman gram-negatif menghasilkan eksotoksin yang penting dalam klinik.
1.    ESHERICHIA COLI
1)   MORFOLOGI
Kuman ini berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 u x 0,4 sampai 0,7 u gram-negatif, tak bersimpai, bergerak aktif dan tidak berspora.
2)   PATOGENITAS
Infeksi saluran kemih : E.coli adalah penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering kencing, disuria, hematuria, dan puria. Nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas. Tak satupun dari gejala atau tanda-tanda ini bersifat khusus untuk bakteri E. coli. Infeksi saluran kemih dapat mengakibatkan bakterimia dengan tanda-tanda khusus sepsis.
E.coli Yang nefropatogenik secara khas menghasilkan hemolisin. Kebanyakan infeksi disebabkan oleh E.coli dengan sejumlah kecil tipe antigen O. Antigen K tampaknya penting dalam patogenesis infeksi saluran atas. Pieloneftritis berhubungan dengan jenis philus khusus, philus P yang mengikat zat golongan darah P.
Infeksi saluran kemih misalnya sistitis, pielitis dan pielonefritis. Infeksi dapat terjadi akibat sumbatan saluran kemih karena adanya pembesaran prostat, baru dan kehamilan.
E.coli yang biasa menyebabkan infeksi saluran kemih ialah jenis 01, 2, 4, 6, dan 7. Jenis-jenis pembawa antigen K dapat menyebabkan timbulnya piolonefritis.
2.      KLEBSIELLA
Klebsiella pnewnoniae kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran kemih dan bakteremia dengan lesi fokal pada pasien yang lemah.
Ditemukan pada selaput lendir saluran napas bagian atas, usus dan saluran kemih dan alat kelamin. Tidak bergerak, bersimpai, tumbuh pada perbenihan biasa dengan membuat koloni berlendir yang besar yang daya lekatnya berlain lainan.
3.      ENTEROBACTER AEROGENES
Organisme ini mempunyai simpai yang kecil , dapat hidup bebas seperti dalam saluran usus, serta menyebabkan saluran kemih dan sepsis. Infeksi saluran kemih terjadi melalui infeksi nosokomial.
4.      PROTEUS
Kuman ini adalah kuman patogen oportunis. Dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atau kelainan bemanah seperti abses, infeksi luka, infeksi telinga atau saluran napas. Spesies proteus dapat menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri itu meninggalkan saluran usus. Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia, pnewnonia dan lesi fokal pada penderita yang lemah atau pada penderita yang menerima infus intravena. P.mirabilis menyebabkan infeksi saluran kemih dan kadang-kadang infeksi lainnya. Karena itu, pada infeksi saluran kemih oleh Proteus, urine bersifat basa, sehingga memudahkan pembentukan batu dan praktis tidak mungkin mengasamkannya. Pergerakan cepat oleh Proteus mungkin ikut berperan
dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies Proteus menghasilkan urease mengakibatkan hidrolisis urea yang cepat dengan pembebasan amonia.
5.      PROVIDENSIA
Spesies Providensia (Providensia rettgeri, Providencia alcalifaciens dan Providensia stuartii) adalah anggota flora usus normal. Semuanya menyebabkan infeksi saluran kemih dan sering resisten terhadap pengobatan antimikroba.
6.      CITROBACTER
Citrobacter dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan sepsis.
b.    PSEUDOMONAS AEROGINOSA
Kuman ini sering dihubungkan dengan penyakit pada manusia organisme ini dapat merupakan penyebab 10-20% infeksi nosokomial. Sering diisolasi dari penderita yang neoplastik, luka dan luka bakar yang berrat. Kuman ini juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran pemapasan bagian bawah, saluran kemih, mata dan lain-lainnya.
1)   MORFOLOGI
Batang gram negatif, 0,5 -1,0 x 3,0 -4,0 um. Umumnya mempunyai flagel polar, tetapi kadang-kadang 2-3 flagel. Bila tumbuh pada perbenihan tanpa sukrosa terdapat lapisan lendir polisakarida ekstraseluler Struktur dinding gel sama dengan famili Enterobacteriaceae. Strain yang diisolasi dari bahan klinik sering sering mempunyai pili untuk perlekatan pada permukaan gel dan memegang peranan penting dalarn resistensi terhadap fagositosis.
2)   CIRI-CIRI PERTUMBUHAN
P.aeroginosa tumbuh baik pada suhu 3~-42oC ; pertumbuhannya pada suhu 42°C membantu membedakan spesies ini dari spesies Pseudomonas lain. Bakteri ini oksidase positif dan tidak meragi karbohidrat, tetapi banyak strain mengoksidasi glukosa. Pengenalan biasanya berdasarkan morfologi koloni, sifat oksidase positif, adanya daya pigmen yang khas dan pertumbuhannya pada suhu 42°C. untuk membedakan Pseudomonas aeruginosa dengan yang lain berdasarkan aktivitas biokimiawi, dibutuhkan pengujian dengan berbagai substrat.

3)   STRUKTUR ATIGEN DAN TOKSIN
Pili (fimbriae) menjulur dari permukaan gel dan membantu pelekatan pada gel epitel inang. Simpai polisakarida membentuk koloni mukoid yang terlihat pada biakan dari penderita penyakit fibrosis kistik. P.aeruginosa dapat ditentukan tipenya berdasarkan imuno tipe lipopolisakarida dan kepekaannya terhadap piosin (bakteriosin). Kebayakan isolat P.aeruginosa dari infeksi klinis menghasilkan enzim ekstrasel, termasuk elastase, protease dan dua hemolisin : suatu fosfolipase C yang tidak tahan panas dan suatu glikolipid yang tahan panas.
Banyak strain aeruginosa yang menghasilkan eksotoksin A, yang menyebabkan nekrosis jaringan dan dapat mematikan hewan hila disuntikkan dalam bentuk murni. Toksin ini menghambat sintesis protein dengan cara kerja yang sama dengan cara kerja toksin difteria, meskipun struktur ke dua toksin itu tidak sama. Antitoksin terhadap eksotoksin Aditemukan dalam beberapa serum manusia, termasuk serum penderita yang telah sembuh dari infeksi P.aeruginosa yang berat.
4)   PATOGENESIS
P.aeruginosa bersifat patogen bila masuk ke daerah yang fungsi pertahanannya abnormal, misalnya bila selaput mukosa dan kulit "robek" karena kerusakan kulit langsung ; pada pemakaian kateter intravena atau kateter air kemih ; atau bila terdapat netropenia, misalnya pada kemoterapi kanker. Kuman melekat dan mengkoloni selaput mukosa atau kulit dan menginvasi secara lokal dan menimbulkan penyakit sistemik. Proses ini dibantu oleh pili, enzim dan tosin. Lipopolisakarida berperan langsung yang menyebabkan demam, syok, oliguria, leukositosis, dan leukopenia, disseminated intravascular coagulation dan respiratory distress syndrome pada orang dewasa.


5)   GAMBARAN KLINIS
P.aeruginosa menimbulkan infeksi pada saluran kemih bila masuk bersama kateter dan instrumen lain atau dalam larutan untuk irigasi P.aeruginosa dapat dilihat pada bahan pewarnaan gram.
6)   TES DIAGNOSIS LABORATORIUM
Untuk infeksi saluran kemih bahan dapat diambil dari urin. Sediaan apus terlihat batang gram negatif. Biakan ditanam pada lempeng agar darah dan perbenihan diferensial yang biasa digunakan untuk menumbuhkan batang gram-negatif enterik.
7)   PENGOBATAN
Infeksi P .aeruginosa yang penting dalam klinik tidak boleh diobati dengan terapi obat tunggal, karena keberhasilan terapi semacam itu rendah dan bakteri dapat dengan cepat menjadi resisten. Penisilin yang bekerja aktif terhadap P.aeruginosa adalah tikarsilin- mezlosilin dan piperasilin-digunakan dalam kombinasi dengan aminoglikosida, biasanya gentamisin, tobramisin dan amikasin. Obat lain yang aktif terhadap P.aeruginosa antara lain aztreonam ; imipenem ; kuinolon baru, termasuk siprofloksasin aktif melawan P.aeruginosa.
8)   EPIDEMIOLOGI DAN PENGENDALIAN
Paeruginosa terutama merupakan patogen nosokomial, dan metode untuk mengendalikan infeksi ini mirip dengan patogen untuk infeksi nosokomial yang lain. Karena Pseudomonas dapat tumbuh subur dalam lingkungan yang basah, perhatian yang khusus harus ditujukan pada bak cuci, bak air, pancoran, bak air panas dan daerah basah yang lain.
Untuk tujuan epidemiologi, strain dapat ditentukan tipenya berdasarkan kepekaan terhadap piosin dan imuno tipe lipopolisakarida.
c.    ACINETOBACTER
Acinetobacter calroaceticus adalah spesies bakteri gram-negatif aerob yang tersebar luas ditanah dan air dan kadang-kadang dapat dibiakkan dari kulit, selaput mukosa dan sekresi.

1)   MORFOLOGI
Acinetobacter biasanya tampak berbentuk kokobasil atau kokus ; bakteri ill menyerupai neisseria pada sediaan apus, karena bentuk diplokokua banyak terdapat dalam cairan tubuh dan pada perbenihan padat. Ada yang berbentuk batang dan kadang-kadang bakteri tampak bersifat gram positif.
2)   PATOGENESIS
Acinetobacter yang ditemukan pada saluran kelamin wanita sering dikacaukan dengan dengan N.gonorrhoeae .tetapi N.gonorrhoeae menghasilkan oksidase positif sedangkan Acinetobacter tidak. Acinetobakter
yang ditemukan padan infeksi saluran kemih dapat terjadi melalui pemakaian kateter intravena atau kateter saluran kemih.
d.   STREPTOKOKUS
1)   MORFOLOGI
Kokus tunggal berbentuk bulat atau bulat telur, tersusun dalam bentuk rantai .Kokus membelah pada bidang yang tegak lurus sumbu panjang rantai. Anggota rantai sering tampak sebagai diplokokus dan bentuknya kadang-kadang menyerupai batang.
2)   SIFAT -SIFAT KHAS PERTUMBUHAN
Energi terutama diperoleh dari penggunaan gula. Pertumbuhan streptokokus cendrung kurang subur pada perbenihan padat atau dalam kaldu, kecuali yang diperkaya dengan darah atau cairan jaringan. Kuman yang patogen pada manusia paling banyak membutuhkan faktor-faktor pertumbuhan. Pertumbuhan dan hemolisis dibantu dengan pengeraman dalam CO2 10%.
3)   ENTEROKOKUS FAECALIS
Terdapat sedikitnya 12 spesies enterokokus. Enterokokus faecalis merupakan yang paling sering dan menyebabkan 85-90% infeksi enterokokus. Enterokokus adalah yang palin sering menyebabkan infeksi nosokomial, terutama pada unit perawatan intensif, dan hanya pada pengobatan dengan sefalosporin dan antibiotika lainnya dimana mereka bersifat resisten. Enterokokus ditularkan dari satu pasien ke pasien lainnya terutama melalui tangan perawat kesehatan yang beberapa diantara mereka mungkin pembawa enterokokus pencernaannya. Enterokokus kadang-kadang ditularkan melalui melalui alat-alat kedokteran. Pada pasien tempat yang paling sering terkena infeksi adalah saluran kemih, luka tusuk dan saluran empedu dan darah.

e.    STAFILOKOKUS SAPROPHYTICUS
Stafilokokus secara khas tidak berpigmen, resisten terhadap novobiosin, dan nonhemolitik ; bakteri ini menyebabkan infeksi saluran kemih pada wanita muda.
B.       PENGOBATAN  INFEKSI SALURAN KEMIH
            Terapi tanpa obat pada ISK adalah minum air dalam jumlah banyak agar urine yang keluar juga meningkat.
Pengobatan ISK adalah menggunakan antibiotik. Idealnya, antibiotik yang digunakan harus dapat ditoleransi dengan baik, mencapai konsentrasi tinggi dalam urine dan mempunyai spektrum aktivitas terhadap mikroorganisme penyebab infeksi. Pemilihan antibiotik untuk pengobatan didasarkan pada tingkat keparahan, tempat terjadinya infeksi dan jenis mikroorganisme yang menginfeksi.
Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.






BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Infeksi saluran kemih secara umum dapat disebabkan oleh Ecoli atau penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada sekitar 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain : sering kencing, disuria, hematuria dan piuria. Adanya keluhan nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas.
Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli melalui infeksi nosokomial Klebsiella, Proteus, Providensia, Citrobacter, P. aeruginosa, Acinetobacter, Enterococcus faecalis dan Stafilokokus saprophyticus.

B.       Saran
Penulis menyadari bahwa dalam segi penulisan serta isi dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu,saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini agar lebih baik untuk dibaca.















DAFTAR PUSTAKA
-          Andriole VT (editor) : Lyme disease and other sperochetal disease, Rev Infect Dis 1989; (Suppl 6) : S1433.
-          Britigan BE et al : Gonococal infection: A model molecular pathogenesis, N Engl J.
-          Med 1985 ; 312 :1682.
-          Hook EW III, Holmes KK: Gonococal infection, An Intern Med, 1985; 102; 229.
-          Jawetz E et al (eds) : Medical MIcrobiology, 19th ed , Appleton and Lange, Norwalk, Connecticut/San Mateo Californiam 1991.
-          Jawetz. E , Melnick & Adelberg : Microiologi Kedokteran, edisi 20 EGC Jakarta ,1996.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMERIKSAAN KUSTA

Makalah Siatem imunologi Seluler

makalah hematokrit